Gulirkan Berbagai Program dari DBHCHT, Petani Semringah
Blitar, Koranmemo.com – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar berusaha untuk mewujudkan petani tembakau yang berdaya. Salah satunya dengan gencar memberikan pendampingan dan pelatihan yang maksimal.
Ya, dinas pertanian yang mengurusi masalah tanaman itu juga mendapatkan dana bagi hasil cukai hasil tembakau atau DHCHT. Dana itu diwujudkan dengan seabrek menggelar program. Salah satunya pendampingan dan pembinaan petani tembakau di wilayah Kabupaten Blitar. Di antaranya petani di wilayah Sutojayan, Selopuro dan sekitarnya. Dua daerah itu selama ada petani yang bercocok tanam dengan menanam tembakau yang notabene bahan untuk membuat rokok.
Kepala Seksi (kasi) Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar, Anita Arif Rahayu mengatakan, sudah melaksanakan sejumlah program pembinaan, diantaranya tahun ini saja menggelar agenda dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia atau SDM petani. Seperti pelatihan kelembagaan, pelatihan pupuk organic dan pestisida nabati hingga pelatihan panen.
“Ini semua kami lakukan dengan harapan petani tembakau di Kabupaten Blitar punya wawasan yang luas bagaimana menanam tembakau yang baik. Dan ujung-ujungnya bisa meningkatkan pendapatan keluarga,” katanya.
Selama ini sejumlah kecamatan yang kerap menanam tembakau seperti di wilayah Kecamatan Sutojayan, Selopuro hingga Nglegok. Salah satu petani yang kini tetap memilih menanam tembaku adalah Sawilan.
Warga Desa Pandanarum, Kecamatan Sutojayan ini sudah terhitung tujuh tahun menggeluti usaha bercocok tanam tembakau. “Alhamdulillah dengan ketelatenan akhirnya membuahkan hasil. Kuncinya belajar dari kegagalan, sehingga akhirnya menjadi pengalaman,” katanya.
Sejak memutuskan untuk menanam tembakau, Sawilan terus berusaha menjadikan tanaman berdaun lebar itu tetap ada di sawahnya. Apalagi, dia juga mendapat pembinaan langsung dari Pemerintah Kabupaten Blitar melalui dinas pertanian. Nah, selain telaten untuk menanam tembakau juga harus diperhatikan soal kontur dan jenis tanah. Pengairan menjadi hal yang utama. Karena tembakau juga membutuhkan air, terutama ketika masa-masa usia muda. “Kalau Sutojayan ini selain tanaman lain, juga cocok untuk tembakau. Bahkan kalau boleh saya bilang malah menjanjikan,” katanya.
Selain itu, juga harus pandai dalam hal pemasaran. Untung, dirinya juga bermitra dengan sejumlah perusahaan.
Sawahnya yang ditanami seluas sekitar 1 hektar. Ketika masa panen mendapatkan panen 3 ton untuk jenis tembakau Virginia. Dia optimistis bahwasanya bercocok tanam tembakau menjanjikan. Apalagi, pemerintah juga tak segan-segan memberikan bantuan dan pendampingan dalam musim tanam. “Selain dari Pemkab Blitar juga mendapatkan perhatian dari provinsi dalam bentuk bantuan bibit.
Nah, sebagai sarana untuk urun rembug, dirinya juga bergabung dalam wadah kelompok petani. Yakni kelompo tani Among Tani. Karena dinilai sukses, akhirnya dirinya juga ditunjuk sebagai pentolan alias ketuanya. Saat ini setidaknya ada 25 warga yang tergabung dalam kelompok tani.
“Dengan gabung kelompok tani, setidaknya bisa urun rembuk. Seperti soal pemupukan hingga soal mitra,” katanya. (advertorial dinas komunikasi dan informatika kabupaten blitar)
Reporter Abdul Aziz Wahyudi
Editor Achmad Saichu